Implikasi Kalimat Laa Ilaaha Illa Allah (لا اله الا الله)

Oleh: Drs. Abdul Halim Rofi'ie, M.Ag

Aqidah Islam sebenarnya merupakan kebulatan nilai yang telah menjadi suatu simpul yang kokoh dari nilai-nilai iman yang jumlahnya tujuh puluhan lebih. Termasuk didalamnya yang paling sederhana adalah menyingkirkan duri dari jalanan dan yang paling tinggi dan sentral adalah ucapan “laa ilaaha illaaAllah”.
Betapa pentingnya filsafat tauhid yang terangkai dalam kalimat “laa ilaaha illaAllah”. Itu sehingga Rasulullah marah ketika mendengar cerita Usamah. Suatu ketika Usamah bin Zaid putra dari Zaid bin Haritsah, satu-satunya shahabat yang dalam usia enam belas tahun telah menjadi panglima perang kaum Muslimin. Usamah pemuda yang gagah berani itu pernah menebas kepala musuh. Ketika pedang telah terayun dan kepala musuh hampir terpancung tiba-tiba musuh tersebut mengucapkan kalimat “laa ilaaha ilaaAllah”, Usamah berpikir bahwa kalimat itu diucapkan hanya sebagai tipu muslihat agar terbebas dari ayunan pedang. Maka tanpa pikir panjang lagi pedangpun terayun dan musuh terkapar bersimbah darah. Pengalaman tersebut diceritakan kepada Rasulullah dan Rasulullah menjawab : Celaka kamu Usamah mengapa engkau bunuh orang yang telah mengucapkan “laa ilaaha illaAllah”? Usamah menjawab: Ya Rasulullah dia ucapkan kalimat tauhid itu semata-mata untuk tipu muslihat. Rasulullah menjawab: Apakah telah kau buka dadanya sehingga engkau tahu isi hatinya?
Cerita tersebut menarik untuk direnungkan, gerangan apa implikasinya sehingga Rasulullah marah kepada Usamah ? Dan betapa penting untuk dikaji kembali mengapa kalimat itu begitu penting bagi kehidupan mukmin ? Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari shahabat Anas Rasulullah menerangkan tiga pilar tentang dasar-dasar iman satu diantaranya adalah:
اَلْكَفُّ عَمَّنْ قَالَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ
Yaitu menahan diri (dari pembunuhan) terhadap orang yang telah mengucapkan “Laa ilaaha illaAllah”.
Oleh sebab itu perlu dikaji kalimat tauhid itu sehingga jelas implikasinya.


a. Pengertian “ilah”
Arti kata “ila” sebagaimana diterangkan oleh Al Maududi mempunyai banyak arti diantaranya ialah:
Pelindung, penolong, penghilang derita, pemenuh kebutuhan, pengabul permohonan, penimpa madharat, pemberi manfaat.
Yang menguasai aturan hukum alam, yang ditakuti dan ditaati.
Pemilik kekuasaan mutlak, pemilik keagungan yang tak bertara dan tak ada bandingnya.
Maha Gagah Perkasa, dapat mengatasi segala sesuatu, dapat memberi perlindungan dan keselamatan dari bencana.
Zhat yang ghaib dari rabaan panca indera.
Kalau kita amati arti-arti tersebut diatas maka kalimat “Laa ilaaha” berarti menafikan semua arti tersebut secara mutlak pada siapapun dan dengan kalimat “IllaAllah” berarti mengisbatkan bahwa arti-arti tersebut hanyalah milik dan wewenang Allah.

b. Implikasi pemahaman syahadat tauhid.
Apabila kalimat tauhid tersebut dianalisa sesuai dengan pengertian kata “Illah” seperti diatas maka implikasi selanjutnya akan timbullah statemen-statemen sebagai berikut :
 

1. Tiada yang disembah kecuali Allah الا معبودالا الله
Hal ini seiring dengan surat Al-Fatihah ayat 5:
اياك نعبد واياك نستعين
Artinya :
Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.
 

2. Tiada yang ditaati secara mutlak kecuali Allah. لا مطاع الا الله
Allah berfirman dalam surat Ali Imran 32 :
قل اطيعوا الله والرسول
Artinya :
Katakanlah : Taatilah Allah dan Rasul-Nya
 

3. Tiada raja yang sebenarnya selain Allah. لا مالك الا الله
Sesuai dengan Al-Qur’an surat an-Naas ayat 2 :

ملك الناس
Artinya : “Raja Manusia “

4. Tiada yang diagungkan kecuali Allah لا معظم الا الله
Surat Al Waqiah ayat 74 menyatakan :

فسبح باسم ربك العظيم
Artinya :
Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhan mu Yang Maha Agung.
5. Tiada yang dipegangi kecuali Allah لا معتصم الا الله
Hal ini seiring dengan firman Allah S. Ali Imran 101

ومن يعتصم بالله فقد هُدِىَ إلى صراط مستقيم
Artinya :
Barangsiapa yang berpegang teguh kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
6. Tiada penguasa tunggal kecuali Allah لا مستبد الا الله
Di dalam surat Al An’Aam dijelaskan :

وهو القاهر فوق عباده وهو الحكيم الخبير
Artinya :
Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dia lah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS. 6 : 18)
7. Tiada Hakim yang adil kecuali Allah. لاحاكم الا الله
Surat Al Maidah ayat 50 mengatakan :

افحكم الجاهلية يبغون ومن احسن من الله حكما لقوم يوقنون
Artinya :
Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?
8. Tiada yang menentramkan qolbu selain Allah. لاَ مُطْمَئِنَّ الاَّ الله
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Ar Ra’du ayat 28 yang berbunyi:

الَّذِيْنَ آمَنُوا وَتطمئن قُلُوبِهِم بِذِكْرِ الله اَلا بِذِكْرِ الله تطمئن القلوب.
Artinya :
Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tentram.
9. Tiada pelindung selain Allah لاولي الا الله
Hal ini seiring dengan Al-Qur’an surat Ali Imran 68 yang berbunyi :

والله ولي المؤمنين
Artinya:
Dan Allah pelindung semua orang-orang yang beriman.
 

Begitu pula dalam surat Fush-shilat ayat 31 dinyatakan :
نحن ا ولياء كم في الحياة الدنيا و في الآخرة
Artinya :
Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat.
 

10. Tiada yang dicintai selain Allah لاَ مَحْبُوبَ اِلاَّ اللهُ
Hal ini berkaitan erat dengan apa yang dijelaskan dalam al-qur’an surat at-Taubah ayat 24.

قُلْ اِنْ كَانَ آبآء كُمْ و أبنآءُ كُمْ وَاِخْوَانُكُمْ وَازْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرُتُكُمْ واَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيكُمْ مِنَ الله وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيْلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأتِيَ الله بِأَمْرِهِ.
Artinya :
Katakanlah : Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cinta daripada Allah dan Rasul-Nya, dan jihad di jalan-Nya maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusannya.
 

Ayat lain di dalam surat Al-Baqarah 165 dinyatakan
والَّذِينَ اَمَنُوا اَشَدَّ حُبًّا لله
Artinya :
Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.
 

Demikianlah implikasi dari syahadat tauhid dan mungkin masih banyak lagi statemen-statemen yang bisa kita gali dari Al Qur’anul karim.
 

c. Konsekwensi pemahaman syahadat tauhid.
Bila syahadat tauhid telah diyakini kebenarannya sehingga qalbu telah menetapkannya dan lidah menuturkannya kemudian tauhid tersebut direalisasikan dalam kehidupan nyata maka konsekwensinya bagi orang tersebut adalah :
Dia akan tunduk dan patuh terhadap semua aturan, norma dan undang-undang yang ditetapkan oleh Allah dan menolak semua aturan yang bertentangan dengannya. Allah berfirman dalam An-Nur ayat 51 :

انما كان قَولُ المُؤْمِنِين اذَا دَعَوْا إِلَى الله وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ ان يَقُولُوا سَمِعْنا واَطَعْنَا.(النُّورُ :51 )
Artinya :
Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) diantara mereka ialah ucapan: Kami mendengar dan kami patuh.
Dia hanya akan ber-dien dengan dienullah yaitu Al-Islam dan menolak semua bentuk dien lainnya yaitu dienul yaitu Al-Islam dan menolak semua bentuk dien lainnya yaitu dienul jahiliyah tradisional maupun jahiliyah modern.
Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 85 :

ومن يبتغ غير الاسلام دينافلن يقبل منه.
Artinya :
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima (agama) itu daripadanya.
Dia hanya ridha terhadap satu manhaj hidup yaitu manhajul Islam sebagai suatu sistem hidup yang sempurna. Abul A’la Al Maududi mengatakan: Islam is not a more collection of dogmas and rituals it is a complete way of life. Islam bukanlah hanya kumpulan dogma dan ritual tetapi dia adalah pandangan hidup yang lengkap.
 

Hal ini berarti tertolaklah sekularisme dan muncullah sebagai pengantinya pandangan Islam kaffah.
Surat Al-Baqarah ayat 208 menyatakan :

يا ايها الذين امنوا ادخلوا في السلم كآفةً
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan.
 

d. Syirik sebagai lawan tauhid.
Tauhid sebagai satu-satunya pandangan hidup yang benar akan menolak semua bentuk yang bertentangan dengannya yaitu syirik. Bentuk tersebut seperti bentuk penuhanan terhadap nafsu, pimpinan negara seperti Fir’aun, benda-benda mati seperti bintang, planet, pohon, batu, sungai dan binatang, juga bentuk penuhanan kepada manusia seperti al Masih dan Uzair, penuhanan terhadap jin, malaikat dan syaitan seperti roh kudus, nyi roro kidul, dan termasuk syirik terhadap Rahib atau Ulama apabila mereka mengharamkan yang dihalalkan Allah dan menghalalkan apa yang diharamkan Allah kemudian kita mengikutinya. Dan juga dikategorikan syirik bila dijadikan harta, tahta dan syahwat sebagai ilah.
Demikianlah implikasi yang bisa dipahami dari kalimat “laa ilaaha illaAllah” maka bila kalimat tauhid tersebut benar-benar diucapkan sesuai dengan implikasi yang ada dengan tulus dan ikhlas dari nurani seorang mukmin tentu berhaklah dia masuk surga, sebab kalimat itu merupakan butir mutiara yang digali dari lautan kehidupan yang paling dalam.
Akhirnya kita ucapkan laa ilaaha illaAllah wahdah laa syarika lah.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India