HADJI OEMAR SAID COKRO AMINOTO
Beliau adalah modernis pertama dari cendekiawan muslim indonesia yang menginginkan agar gerakan islam terorganisir dengan rapi , itulah sebabnya beliaulah orang yang pertama kali mendirikan organisasi islam ternama yaitu "Syarikat Islam".13 Mei 1912 Cokroaminoto mendapat amanah kehormatan ,memegang kepemimpinan Syarikat Islam , walaupun sebenarnya Syarikat Islam didirikan pada tahun 1906 namun sejarah indonesia menuliskannya tgl 10 September 1912 yaitu pada saat mendapat Badan Hukum dari Notaris di Surakarta.
Oemar Said Cokroaminoto seorang ulama dan diplomat serta politikus, melalui Syarikat Islam bertindak sebagai pandai besi, ditempanya jiwa ummat yang sedang panas ibarat besi yang sedang membara. kemudian jiwa itu dibentuk menjadi senjata yang mampu melindungi dan menjaga serta menyukseskan kepentingan dan target ummat, menegakkan tuntutan hak politik ummat.
Dengan mencontoh kepemimpinan Rasulullah SAW, Oemar Said Tjokroaminoto berjuang membangkitkan kesadaran nasional umat Islam. Bangkit dengan Al Qur’an dan sunnah. Melalui paradigma Lima-K, dibangunkanlah kesadaran umat Islam yang sedang terlena dan lupa akan martabat dirinya, agar bangkit menjadi bangsa yang merdeka:
Pertama, kemauan. Seperti yang diingatkan oleh Rasulullah SAW, bahwa dalam diri manusia terdapat segumpal daging. Bila rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya. Sebaiknya, bila baik maka baiklah seuruh kerja tubuhnya. Apa itu? Qolbu, sumber gerak motivasi manusia.
Dari pengertian tersebut, Oemar Said Tjokroaminoto, membangkitkan terlebih dahulu kemauan umat Islam. Apabila umat Islam telah bangkit kemauannya maka umat Islam akan memiliki kekuatan yang tak terhingga. Tidaklah menurut teori carl von Clausewitz, on war, bahwa untuk dapat memenangkan perang, maka yang diutamakan dan dijadikan target serangan adalah destruction of the enemy will (penghancuran kemauan lawan)
Kedua, Kekuatan. Tidaklah benar suatu bangsa menjadi “terkalahkan” apabila wilayahnya sudah diduduki. Hal tersebut masih dapat direbut kembali wilayahnya, apabila yang terkalahkan masih mempunyai kemauan. Oleh karena itu, Oemar Said Tjokroaminoto, memperioritaskan membangun kekuatan dari kemauan umat nusantara Indonesia boleh saja diduduki oleh penjajah, tetapi tidaklah berarti telah terkalahkan pula kemauan umat Islam sebagai mayoritas rakyat Indonesia.
Ketiga, kemenangan. Apabila kemauan yang menumbuhkan kekuatan, dan kedua-duanya telah dijadikan landasan dasar gerak juang umat, maka dapat diperhitungkan hasilnya, InsyaAllah akan memperoleh kemenangan.
Keempat, kekuasaan. Apalah arti kemenangan, apabila tidak disertai tindak lanjut untuk siap berperan aktif sebagai pembuat kebijakan melalui kekuasaan yang diterima sebagai amanat rakyat. Oleh karena itu, menurut konsep Oemar Said Tjokroaminoto bahwa tujuan membangkitkan kesadaran umat Islam adalah agar umat Islam siap dan mau menduduki kembali kekuasaan.
Umat Islam menjadi tertindas diakibatkan kehilangan 40 kekuasaan politik Islam atau kesultanan. Dilemahkan eksistensinya dengan cara para sultannya dipaksa untuk menandatangai korte verklaring (perjanjian pendek). Para sultan hanya memiliki gelar sultan, namun tidak lagi memiliki kekuasaan politik dan kekuasaan ekonomi. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan kehidupan istana, bersama kerabatnya, sultan terima gaji dari pemerintah kolonial Belanda.
Lalu, bagaimana dan apa yang harus diperjuangkan umat Islam? Dalam kondisi tersebut, umat Islam harus dibangkitan kesadarannya agar berani membangun kembali kekuasaan politik Islam yang pernah eksis di nusantara Indonesia.
Konsep Oemar Said Tjokroaminoto:
Oleh karena itu, apalah arti umat Islam sebagai mayoritas, apabila berjuang merebut kembali kemerdekaan, tetapi tidak ada kesiapan, kemauan, dan keberanian untuk menduduki kekuasaan. Pasti akan terjajah kembali.
Perlu pula dijadikan target dari gerakan kebangkitan kesadaran nasional terhadap sebagian ulama yang menyebarkan ajaran bahwa kekuasaan politik dan ekonomi di dunia adalah untuk orang kafir. Umat Islam tempatnya adalah di akhirat. Kesalahan pemahaman beragama Islam tersebut, menjadi focus perhatian Oemar Said Tjokroaminoto untuk menyadarkannya agar mengeri bahwa umat Islam sengsara kehidupan beragamanya akibat penjajah menguasai pemerintahan. Dengan kata lain, umat Islam tertindas dan kehilangan kemerdekaannya dikarenakan tidak lagi memiliki kekuasaan politik dan ekonomi.
Kelima, kemerdekaan. Hanya dengan berperan aktif dalam pengambilan keputusan (decision makers) dalam lembaga ekskutif, legislatif, yudikatif, serta kelembagaan tinggi lainnya, menurut Oemar Said Tjokroaminoto, umat Islam akan memeroleh kemerdekaan politik. Setelah dimilikinya kemerdekaan poilitik, langkah selanjutnya menciptakan kemerdekaan sejati. Puncak dari kehidupan bernegara dan berbangsa yang berdaulat adalah melepaskan umat Islam dan bangsa Indonesia seluruhnya dari kemiskinan dan kebodohan serta menegakkan keadilan.
Paradigma Lima-K tersebut, dituliskan dalam lambang banteng Sjarikat Islam. Ketiga paradigma dasar: kemauan, kekuatan, dan kemenangan, dituliskan dengan huruf arab melayu. Sedangkan kedua paradigma berikutnya, kekuasaan dan kemerdekaan, dituliskan dengan huruf jawa.
Perbedaan pilihan hurufnya, memberikan pesan tersirat bahwa ketiga paradigma: kemauan, kekuatan, dan kemenangan dituliskan dengan huruf Arab melayu, melambangkan jiwa ketiga paradigma tersebut berlandaskan ajaran Islam. Ketiga-ketiganya diletakkan di kaki depan lambang banteng.
Kedua paradigma berikutnya dituliskan dengan huruf dan bahasa Jawa adalah kawasa (kekuasaan) dan merdika (kemerdekaan), dituliskan pada posisi yang tidak sama. Di sebelah kanan lambang banteng ada di atas lambang matahari, tertuliskan merdika (kemerdekaan). Di sebelah kiri banteng, tertuliskan kawasa (kekuasaan). Hal tersebut memberikan pengertian dalam mengaplikasikan kedua-duanya bertolak dari ajaran Islam, tetapi harus disesuaikan dengan lingkungan kehidupan budaya politik serta pertanda zaman (Zeitgeist) di Nusantara Indonesia.
Lambang Sjarikat Islam semula memberikan gambaran kelengkapan kekuatan dan tujuan dari gerakan nasioanl yang dipimpinnya. Kekuatannya digambarkan dengan symbol banteng, dan segenap senjata pusaka yang dimiliki oleh berbagai etnis bangsa Indonesia, ditempatkan mengelilinginya perisai yang berbentuk jantung hati, menanamkan rasa cinta terhadap tanah air, bangsa, Negara dan agama. Senjata pusaka sebagai penjaga atau perlindungan. Kapal berlayar dan matahari terbit, melambangkan tanah air yang merdeka.
Di bagian bawah terdapat gambar Oemar Said Tjokroaminoto, ditempatkan dalam lingkaran tali. Sedangkan, di kanan dan kirinya terdapat symbol timbangan sebagai lambang keadilan, selanjutnya di bagian kiri terdapat symbol padi sebagai lambang kemakmuran, yang dibelit dengan pita berwarna merah dan putih, bertuliskan hadits: Al- mu’minu lil mu’mini kal bunyani yasyuddu ba’dhuhu ba’dhan (hubungan antarsesama mukmin laksana sebuah bangunan yang saling mengokohkan).
Adapun di bagian atas terdapat symbol matahari, dtengahnya terdapat bulan bintang yang memancarkan sinarnya sebagai lambang kehadiran Sjarikat Islam, penunjuk jalan juang umat, baik siang dan malam. Matahari dan bulan bintang tersebut dikelilingi bagian atasnya dengan tulisan Innamal mu’minina ikhwatun (sesungguhnya sesama mu’mi adalah ikhwan). Sedangkan di bagian bawahnya tertulis, billahi sabilil haq (bersama Allah di jalan yang benar).
Lambang syarikat Islam tersebut, selanjutnya menjadi lambang dari berbagai organisasi sosial , Partai Polotik dan Militer yang didirikan sesudah Syarikat Islam, sedangkan Syarikat Islam sendiri hanya menggunakan lambang Bulan Bintang.
Pada awal kepemimpinannya beliau masih menggunakan blankon jawa, tapi setelah Syarikat Islam menyebar ke daerah daerah lain tidak hanya di jawa beliau mengganti blankonya dengan Kopiah, yaitu suatu tutup kepala yang tidak pernah di pakai oleh suku apapun.
Beliau adalah modernis pertama dari cendekiawan muslim indonesia yang menginginkan agar gerakan islam terorganisir dengan rapi , itulah sebabnya beliaulah orang yang pertama kali mendirikan organisasi islam ternama yaitu "Syarikat Islam".13 Mei 1912 Cokroaminoto mendapat amanah kehormatan ,memegang kepemimpinan Syarikat Islam , walaupun sebenarnya Syarikat Islam didirikan pada tahun 1906 namun sejarah indonesia menuliskannya tgl 10 September 1912 yaitu pada saat mendapat Badan Hukum dari Notaris di Surakarta.
Oemar Said Cokroaminoto seorang ulama dan diplomat serta politikus, melalui Syarikat Islam bertindak sebagai pandai besi, ditempanya jiwa ummat yang sedang panas ibarat besi yang sedang membara. kemudian jiwa itu dibentuk menjadi senjata yang mampu melindungi dan menjaga serta menyukseskan kepentingan dan target ummat, menegakkan tuntutan hak politik ummat.
Dengan mencontoh kepemimpinan Rasulullah SAW, Oemar Said Tjokroaminoto berjuang membangkitkan kesadaran nasional umat Islam. Bangkit dengan Al Qur’an dan sunnah. Melalui paradigma Lima-K, dibangunkanlah kesadaran umat Islam yang sedang terlena dan lupa akan martabat dirinya, agar bangkit menjadi bangsa yang merdeka:
Pertama, kemauan. Seperti yang diingatkan oleh Rasulullah SAW, bahwa dalam diri manusia terdapat segumpal daging. Bila rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya. Sebaiknya, bila baik maka baiklah seuruh kerja tubuhnya. Apa itu? Qolbu, sumber gerak motivasi manusia.
Dari pengertian tersebut, Oemar Said Tjokroaminoto, membangkitkan terlebih dahulu kemauan umat Islam. Apabila umat Islam telah bangkit kemauannya maka umat Islam akan memiliki kekuatan yang tak terhingga. Tidaklah menurut teori carl von Clausewitz, on war, bahwa untuk dapat memenangkan perang, maka yang diutamakan dan dijadikan target serangan adalah destruction of the enemy will (penghancuran kemauan lawan)
Kedua, Kekuatan. Tidaklah benar suatu bangsa menjadi “terkalahkan” apabila wilayahnya sudah diduduki. Hal tersebut masih dapat direbut kembali wilayahnya, apabila yang terkalahkan masih mempunyai kemauan. Oleh karena itu, Oemar Said Tjokroaminoto, memperioritaskan membangun kekuatan dari kemauan umat nusantara Indonesia boleh saja diduduki oleh penjajah, tetapi tidaklah berarti telah terkalahkan pula kemauan umat Islam sebagai mayoritas rakyat Indonesia.
Ketiga, kemenangan. Apabila kemauan yang menumbuhkan kekuatan, dan kedua-duanya telah dijadikan landasan dasar gerak juang umat, maka dapat diperhitungkan hasilnya, InsyaAllah akan memperoleh kemenangan.
Keempat, kekuasaan. Apalah arti kemenangan, apabila tidak disertai tindak lanjut untuk siap berperan aktif sebagai pembuat kebijakan melalui kekuasaan yang diterima sebagai amanat rakyat. Oleh karena itu, menurut konsep Oemar Said Tjokroaminoto bahwa tujuan membangkitkan kesadaran umat Islam adalah agar umat Islam siap dan mau menduduki kembali kekuasaan.
Umat Islam menjadi tertindas diakibatkan kehilangan 40 kekuasaan politik Islam atau kesultanan. Dilemahkan eksistensinya dengan cara para sultannya dipaksa untuk menandatangai korte verklaring (perjanjian pendek). Para sultan hanya memiliki gelar sultan, namun tidak lagi memiliki kekuasaan politik dan kekuasaan ekonomi. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan kehidupan istana, bersama kerabatnya, sultan terima gaji dari pemerintah kolonial Belanda.
Lalu, bagaimana dan apa yang harus diperjuangkan umat Islam? Dalam kondisi tersebut, umat Islam harus dibangkitan kesadarannya agar berani membangun kembali kekuasaan politik Islam yang pernah eksis di nusantara Indonesia.
Konsep Oemar Said Tjokroaminoto:
Tidak bisa manusia mendjadi oetama jang sesoengoeh-soenggoehnja, tidak bisa manoesia mendjadi besar dan moelia dalam arti kata yang sebenarnya, tidak bisa ia mendjadi berani dengan keberanian jang soeci dan oetama, kalau ada banjak barang jang ditakoeti dan disembahnja.
Keoetamaan, kebesaran, kemoeliaan, dan keberanian jang sedemikian itoe, hanjalah bisa tertjapai karena “ tauhid”sahadja. Tegasnja, menetapkan lahir batin: tidak ada sesembahan, melainkan Allah sahadja.
Oleh karena itu, apalah arti umat Islam sebagai mayoritas, apabila berjuang merebut kembali kemerdekaan, tetapi tidak ada kesiapan, kemauan, dan keberanian untuk menduduki kekuasaan. Pasti akan terjajah kembali.
Perlu pula dijadikan target dari gerakan kebangkitan kesadaran nasional terhadap sebagian ulama yang menyebarkan ajaran bahwa kekuasaan politik dan ekonomi di dunia adalah untuk orang kafir. Umat Islam tempatnya adalah di akhirat. Kesalahan pemahaman beragama Islam tersebut, menjadi focus perhatian Oemar Said Tjokroaminoto untuk menyadarkannya agar mengeri bahwa umat Islam sengsara kehidupan beragamanya akibat penjajah menguasai pemerintahan. Dengan kata lain, umat Islam tertindas dan kehilangan kemerdekaannya dikarenakan tidak lagi memiliki kekuasaan politik dan ekonomi.
Kelima, kemerdekaan. Hanya dengan berperan aktif dalam pengambilan keputusan (decision makers) dalam lembaga ekskutif, legislatif, yudikatif, serta kelembagaan tinggi lainnya, menurut Oemar Said Tjokroaminoto, umat Islam akan memeroleh kemerdekaan politik. Setelah dimilikinya kemerdekaan poilitik, langkah selanjutnya menciptakan kemerdekaan sejati. Puncak dari kehidupan bernegara dan berbangsa yang berdaulat adalah melepaskan umat Islam dan bangsa Indonesia seluruhnya dari kemiskinan dan kebodohan serta menegakkan keadilan.
Paradigma Lima-K tersebut, dituliskan dalam lambang banteng Sjarikat Islam. Ketiga paradigma dasar: kemauan, kekuatan, dan kemenangan, dituliskan dengan huruf arab melayu. Sedangkan kedua paradigma berikutnya, kekuasaan dan kemerdekaan, dituliskan dengan huruf jawa.
Perbedaan pilihan hurufnya, memberikan pesan tersirat bahwa ketiga paradigma: kemauan, kekuatan, dan kemenangan dituliskan dengan huruf Arab melayu, melambangkan jiwa ketiga paradigma tersebut berlandaskan ajaran Islam. Ketiga-ketiganya diletakkan di kaki depan lambang banteng.
Kedua paradigma berikutnya dituliskan dengan huruf dan bahasa Jawa adalah kawasa (kekuasaan) dan merdika (kemerdekaan), dituliskan pada posisi yang tidak sama. Di sebelah kanan lambang banteng ada di atas lambang matahari, tertuliskan merdika (kemerdekaan). Di sebelah kiri banteng, tertuliskan kawasa (kekuasaan). Hal tersebut memberikan pengertian dalam mengaplikasikan kedua-duanya bertolak dari ajaran Islam, tetapi harus disesuaikan dengan lingkungan kehidupan budaya politik serta pertanda zaman (Zeitgeist) di Nusantara Indonesia.
Catatan: lambang banteng pada mulanya sebagai lambang Sjarikat Islam. Sesudah Perserikatan Nasional Indonesia berdiri, Boeng karno meminta izin kepada Hadji Oemar Said Tjokroaminoto, lambang banteng dijadikan lambang Perserikatan Nasional Indonesia (1927M).
Lambang Sjarikat Islam semula memberikan gambaran kelengkapan kekuatan dan tujuan dari gerakan nasioanl yang dipimpinnya. Kekuatannya digambarkan dengan symbol banteng, dan segenap senjata pusaka yang dimiliki oleh berbagai etnis bangsa Indonesia, ditempatkan mengelilinginya perisai yang berbentuk jantung hati, menanamkan rasa cinta terhadap tanah air, bangsa, Negara dan agama. Senjata pusaka sebagai penjaga atau perlindungan. Kapal berlayar dan matahari terbit, melambangkan tanah air yang merdeka.
Di bagian bawah terdapat gambar Oemar Said Tjokroaminoto, ditempatkan dalam lingkaran tali. Sedangkan, di kanan dan kirinya terdapat symbol timbangan sebagai lambang keadilan, selanjutnya di bagian kiri terdapat symbol padi sebagai lambang kemakmuran, yang dibelit dengan pita berwarna merah dan putih, bertuliskan hadits: Al- mu’minu lil mu’mini kal bunyani yasyuddu ba’dhuhu ba’dhan (hubungan antarsesama mukmin laksana sebuah bangunan yang saling mengokohkan).
Adapun di bagian atas terdapat symbol matahari, dtengahnya terdapat bulan bintang yang memancarkan sinarnya sebagai lambang kehadiran Sjarikat Islam, penunjuk jalan juang umat, baik siang dan malam. Matahari dan bulan bintang tersebut dikelilingi bagian atasnya dengan tulisan Innamal mu’minina ikhwatun (sesungguhnya sesama mu’mi adalah ikhwan). Sedangkan di bagian bawahnya tertulis, billahi sabilil haq (bersama Allah di jalan yang benar).
Lambang syarikat Islam tersebut, selanjutnya menjadi lambang dari berbagai organisasi sosial , Partai Polotik dan Militer yang didirikan sesudah Syarikat Islam, sedangkan Syarikat Islam sendiri hanya menggunakan lambang Bulan Bintang.
Pada awal kepemimpinannya beliau masih menggunakan blankon jawa, tapi setelah Syarikat Islam menyebar ke daerah daerah lain tidak hanya di jawa beliau mengganti blankonya dengan Kopiah, yaitu suatu tutup kepala yang tidak pernah di pakai oleh suku apapun.
(Dikutip dari Buku "Api Sejarah" tulisan Ahmad Mansur Suryanegara)
0 komentar:
Posting Komentar